Kamis, 18 November 2010

PENILAIAN DUNIA MEMBUATKU BUTA

Ternyata itu hanyalah penilaian di dunia. Banyak manusia di luar sana terlahir sempurna namun tidak berfikir sempurna.
                  Mengetahui kenyataan bahwa kehidupan bukanlah dibangun dari sesuatu yang kita inginkan melainkan dari sesuatu keharusan itu terjadi. Sunatullah. Banyak pemikiran manusia yang membuat terkadang fakta hanyalah fiktif belaka. Banyak hal yang fiktif dan mustahil namun ternyata fakta Perubahan penilaian terhadap kehidupan di dalam diriku berubah setelah aku masuk dan mengajar sebagai seorang guru di SMP swasta. Pada saat itu aku menemukan anak-anak yang sangat memberikan banyak pemahaman ku terhadap hidup.
               Anak-anak yang secara fisik memiliki keterbatasan kemampuan, baik keterbatasan psikologi dan materi. Namun, mereka masih mencoba untuk manjadi diri mereka sendiri, menjadi seseorang yang bukan untuk dinilai tetapi untuk menilai kehidupan sehingga tahu kepada siapa mereka akan kembali. Dan tetap menjalani kehidupan meskipun terlihat mustahil untuk dijalani.
                Terkadang penilaian manusia dan pemahaman manusia terhadap sesuatu, yang menjadikan kita terkotak-kotak. Menjadi berwarna senada. Tak henti-hentinya aku berfikir betapa Allah menciptakan kita beragam untuk saling belajar. Bukan saling bersaing. Bukan saling menjatuhkan. Sekarang, aku tidak perduli lagi bagaimana manusia menilaiku, bagaimana manusia menghargaiku, dan bagaimana manusia menganggapku bermakna. Karena pada dasarnya aku yang akan memberikan penilaian, memberikan makna, menjalani kehidupanku sendiri untuk menggapai ridha-Nya. Kesempurnaan dalam berfikir yang mungkin Allah inginkan untuk umatnya dalam menjalani kehidupan, sehingga mereka diberi cobaan dan dinobatkan sebagai makhluk yang paling mulia karena memiliki akal. 
                 Menjadi manusia berprestasi, menjadi manusia yang kaya, menjadi manusia yang pintar, menjadi manusia yang baik. Ternyata itu hanyalah penilaian di dunia. Banyak manusia di luar sana terlahir sempurna namun tidak berfikir sempurna. Dan mungkin salah satunya adalah aku.

3 komentar:

Moexavier Ganep mengatakan...

wih, gaya bahasa seorang pengajar...semangat ah..

Selamat PAGI 3ve! mengatakan...

Hehe...Itu inspirasi dari seorang anak berkebutuhan khusus yang gw ajar nep..

Arthuria Arrayyan mengatakan...

bahkan anak yang lebih muda bisa mengajarkan kita lebih dan lebih..
waktu gw pesta sains kmrn, gw bahkan diingatkan 'untuk membuka cakrawala dan kejernihan berfikir' dari adik kelas yang tak terduga2..dia tidak segan2 menegur gw ketika gw kurang tepat mengambil tindakan..
Kadang apa yang kita lihat bukanlah apa yag sbnrnya trjadi. kadang kita seringkali memaksakan idealisme berfikir kita, tanpa mengerti sudut pandang konstituen kita.
seringkali kita jrang melihat sebuah sisi positif, jrang berempati, sehingga kebenran2 yang terjadi bgtu saja tertutupi..hmmm
jadi nyambung ke yang lain gini..
hehe
tapi gpp, :)
yg penting sudah dituangkan isinya..

Posting Komentar

 
;