Rabu, 29 Juni 2011 0 komentar

Bercermin

      Aku melihat pohon jati meranggas di dekat tempat dudukku sekarang. Daunnya berguguran menyentuh tanah yang siap menjadikannya sumber hara bagi lingkungan sekitarnya. Ya, pohon jati itu sedang bertahan dari hidup,lebih tepatnya dari kejamnya kemarau yang sedang dia alami sekarang. Dia tahu, jika dia tidak meranggas dia akan mati kekeringan. Walaupun faktanya dia harus mengugurkan daunnya yang telah membantunya memberikan asupan makanan dari fotosintesis. Dia juga tahu, dia akan terlihat jelek dengan meranggaskan daunnya. Karena bukan pohon namanya jika tidak memiliki daun.
       Kekeringan yang pohon jati alami membuat dirinya dilema. Tapi, dia tahu bahwa segala sesuatu tidak akan terjadi dengan sia-sia jika ada pengorbanan dan usaha. Ternyata benar, lambat laun mereka semua tahu bahwa kayu pohon jatilah yang paling kuat. Kayu yang sering dibangga-banggakan oleh pemiliknya...

       Cerita kayu jati membuatku berfikir beberapa hal tentang hidup. Bisakah seorang manusia bertingkah seperti itu?

        Aku menyadari beberapa hal yang mendasar tentang diriku akhir-akhir ini. Akhir-akhir ini bisa dikatakan aku benci dengan tingkah laku diriku sendiri. Selalu bertingkah tegar. Padahal aku tahu aku sangat rapuh. Selalu bertingkah harus melakukan yang baik dan benar. Padahal aku tahu diriku sangat banyak kesalahan dan juga ingin berbuat yang tidak benar. Apa semua orang berkelakuan seperti itu? atau hanya aku saja?
        Seperti memiliki beberapa kepribadian dalam diriku. Selalu memberontak di satu sisi tapi di sisi lain harus melakukan yang benar. Cobaan dan cobaan pun menimpa diriku, seperti manusia pada umumnya, mereka pasti punya masalah. Masalah yang datang kepadaku menjadikan aku sangat berhati dingin. Aku sadar sekarang tingkahku yang tegar dan berhati dingin bukan lah hal yang baik lagi, melainkan aku hanya melindungi diriku sendiri. Melindungi diriku dari setiap masalah yang menimpa diriku, dari kenyataan-kenyataan  yang sulit untuk aku terima dan juga melindungi diriku dari perbuatan orang yang telah menyakiti diriku. 
       Aku tahu beberapa teman-teman ku menjauhi diriku akhir-akhir ini, bahkan mungkin menganggapku menjadi tidak hadir dalam kehidupan mereka. Bahkan mungkin juga dengan orang tua ku. Aku tidak menyalahkan mereka, yang aku salahkan adalah diriku sendiri. Karena aku juga tahu perbuatan mereka hanyalah efek dari perbuatan diriku sendiri. Diriku yang melindungi diri sendiri dari rasa sakit menghadapi kenyataan bahwa aku tidak bisa melindungi mereka. Lambat laun aku menjadi manusia berhati dingin. Manusia yang menganggap semua masalah jangan terlalu dianggap susah. Menjadi manusia yang menganggap bahwa mereka hanya membuat diriku susah saja.
      Akhir-akhir ini, menangis merupakan pekerjaan yang sangat sulit aku lakukan. Jika hatiku merasa sesak aku tidak bisa menangis, aku hanya bisa mengalihkan pikiranku pada hal lain. Sangat berhati dingin bukan diriku ini? Hatiku sepertinya sudah mengering hampir menjadi batu.
       Sering sekali banyak kata-kata yang ingin aku ucapkan dari mulut ini  seperti:"aku sedih", "aku kecewa", "aku tidak suka", dan "aku marah". Tapi, tetap kata-kata itu hanya bisa diam dan bersemayam untuk terhenti dikerongkonganku saja. Aku tahu mengatakan hal itu tidak baik. Tapi, bukankah kita manusia yang juga merasakan perasaan itu juga? Kenapa kita harus berbohong? Bahkan dengan diri kita sendiri. Bahkan dengan orang-orang yang kita sayangi? Bukankah bayi saja menangis kencang ketika dia tidak suka kepada orang yang dia percayai dan sayangi, yaitu ibunya?
       Sekarang aku tahu, bahwa kekurangan kita sebenarnya adalah kekuatan bagi orang terdekat kita untuk dapat berarti bagi kita. Apabila kita berkata "Aku sedih". Mereka bisa berkata "Jangan bersedih ada aku disini". 
       Teori self defense ku ternyata salah, teori "pohon kayu jati" yang aku tahu ternyata tidak bisa diterapkan dalam kehidupan ini.  

Ternyata apabila kita menemukan kemarau dalam hidup kita, kita tidak perlu meranggas. Hanya perlu percaya bahwa orang-orang disekitar kita dapat membuat kita mampu bertahan.

Kamis, 24 Maret 2011 4 komentar

Virus Ababil

7.30 PM @My cozy room,
Sudah lama enggak nulis di Blog ku yang satu ini...
Sebenernya sih bingung mau nulis apa, tapi yah pengen sekedar curhat-curhatan gak jelas aja yah..
       Well,,pertama aku mau curhat tentang kondisi aku yang akhir-akhir ini agak abnormal, mungkin kalo kata aku sendiri sih kurang waras. Usiaku sekarang udah hampir menginjak 23 tahun, sebagai mahasiswi tingkat 4 yang hampir mau lulus.Tapi, belum diketahui bisa lulus kapan, hehe ^^.
        Saat ini aku mungkin bisa dibilang lagi keracunan, keracunan sesuatu yang bisa dibilang cukup membuat ketagihan dengan dosis yang cukup kecil, tapi cukup ampuh untuk kalangan ABG saat ini. Yap, aku bukan ketagihan apa-apa, cuma lagi ketagihan dengan film reality show yang diproduksi di Korea dan endingnya aku jadi suka ama boyband-boyband korea yang secara segmentasi dan tergeting pasar ditunjukkan untuk anak remaja belasan tahun, tapi apa daya aku juga terperangkap dalam dunia itu.
      Gila. Satu kata itu yang sebenernya aku sadari betul dengan keadaan ku sekarang.Tapi, aku tetap menikmati keadaan ini apalagi virus yang aku dapatakan ini, telah ditularkan oleh sahabatku sendiri, Isti Rahmawati. Dia yang pertama dahulu tertular virus ababil ini, dan ironisnya dia tularkan terhadapku. Awalnya aku coba-coba dan akhirnya ketagihan dan terkadang sakau..Haha..kayak narkoba aja.

      Reality show yang pertama aku tonton dan akhirnya ketagihan adalah Exploring Human Body (EHB). EHB ini merupakan reality show yang cukup ilmiah menurutku. Acara ini menunjukkan hal-hal atau kejadian-kejadian yang berhubungan dengan kerja tubuh manusia, seperti bagaimana kerja indera perasa kita, keseimbangan, kelenturan tubuh, dan lain-lain. Hal-hal lain yang membuat aku jadi sangat ketagihan adalah pembawa acaranya dan bintang tamunya yang buat aku ngakak ampe guling-guling, mereka bener-bener gokil  pas ngebawain acara ini, mungkin sebagian orang sudah tau siapa mereka. Yap, dia adalah Super Junior yang cukup menjadi idola para cewek-cewek ABG diseluruh dunia khususnya Asia. Dari situlah aku akhirnya jadi cukup aware sama yang namanya SuJu, tapi mungkin tidak seperti para ELF di seluruh dunia, aku hanya sekedar cukup tahu dan menyenangi mereka secara normal. Ke~Ke~

          Reality show kedua yang paling aku sukai adalah Hello Baby. Acara ini  menceritakan tentang seorang artis di Korea yang dikasih tantangan untuk merawat bayi, dan Hello Baby yang aku suka adalah versi SHINee yang jadi appa bayi tersebut. SHINee adalah grup boyband Pop R&B asal Korea yang digawangi oleh Onew sebagai leader. Mereka sebenernya rata-rata berumur belasan tahun, personil yang paling tua baru berumur 22 tahun. Hal-hal yang aku suka di HB adalah melihat mereka merawat seorang bayi 4 tahun bernama Yoogeun, insting mereka sebagai seorang appa  keliatan banget disitu. Sampai, ada satu personil yang care banget sama bayi itu, yaitu Minho. Ke-bapa-annya keliatan banget meskipun dia baru berumur 19 tahun. Huwaahhh,,udah mah mereka ganteng-ganteng eh, keliatan banget care nya pula. Tambah suka deh aku ma reality show itu. Bahkan, aku sampai berdoa semoga suamiku kelak bisa ganteng dan se-care kayak mereka.Haha.. Awalnya aku pikir mereka hanya beracting di depan kamera, tapi serius mereka gak pura-pura ternyata, soalnya ada suatu keadaan yang bisa buat mereka kesel dan gak suka, mereka bener-bener ngomentarin itu.
Dan juga banyak hal-hal yang buat aku makin suka sama acara itu, terutama  Yoogeun. Anak kecil berusia 4 tahun yang super lucu apalagi pas dia bisa ngedance ala appa SHINee dengan gaya Ring ding dong-nya. Cute. >3< Percaya apa enggak saking sukanya aku sama acara itu, aku tonton berulang-ulang sampai 4 kali dan enggak bosen. Apalagi mukanya pada bening-bening semua. Hehe. Bener gak para Shawol?!
Okelah, mungkin segitu dulu curhatanku ini, sebenernya sih banyak yang pengen aku posting tapi dah capek dan lebih baik aku ngerjain nyusun uspen aja. Haha. Semoga bermanfaat dan kalo penasaran sama acara-acara tersebut tonton aja, dijamin kok bakal sangat menghibur. Selamat mencoba.


 
Kamis, 13 Januari 2011 4 komentar

Kualitas

       Pagi hari menjelang siang, dengan hati dipenuhi dengan banyak kegundahan, aku beranjak untuk menuliskan sebuah pemikiran yang mungkin dapat bermanfaat. Sebuah pemikiran yang sederhana namun mungkin pantas untuk dipikirkan. Sebuah wacana terhadap dedikasi hidup terhadap pendidikan. Guru adalah tata bahasa yang mengartikan "digugu" dan "ditiru". Artinya siapa saja dapat menjadi seorang guru, asal dia dapat memberikan makna terhadap nilai-nilai hidup kepada seseorang, sehingga dapat dipahami untuk menuntun kehidupan. Walaupun aku belum menjadi seorang guru, setidaknya aku boleh menanggapi keadaan sistem pendidikan saat ini. 

       Sekolah unggulan yang sering aku lihat saat ini memang dipenuhi oleh murid-murid teladan dan tentunya guru teladan, bahkan juga mobil puluhan juta yang berjejer di halaman parkir. Setiap awal semester, aku melihat banyak orang-orang tua murid baru yang berniat mendaftarkan anaknya kesekolah unggulan.  Mereka tidak bisa disalahkan karena memang pasti setiap orang tua ingin anaknya mendapatkan kualitas pendidikan yang terbaik. Yap, kualitas adalah sebuah kondisi yang memang harus ada pada dunia pendidikan. Pengajaran yang berkualitas akan pula menghadirkan ajaran yang berkualitas dan menghasilkan anak ajar yang berkualitas pula. Sayang sekali, saat ini pengajaran yang berkualitas hanya dapat ditemukan pada sekolah-sekolah dengan dana yang tentunya tidak murah. Menurut pemikiran saya sebenarnya bukan karena operasional  saja yang dibutuhkan dalam pengajaran berkualitas tapi yang terpenting adalah gurunya. Guru-guru yang berkualitas tinggi dengan otak yang cemerlang, dan penghargaan yang segunung hanya dapat saya temukan pada sekolah-sekolah mahal yang memang berkualitas. Karena mungkin dengan kemampuan mereka yang sangat baik hanya mungkin dapat diterima oleh anak-anak yang berkualitas baik pula. Sistem yang mirip kapitalis berlaku kembali, yaitu orang yang semakin pintar tambah pintar, orang yang belum pintar tambah bodoh. Jadi, itukah pendidikan?
       Saya berfikir bahwa setiap anak di dunia ini memiliki hak yang sama, yaitu mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berasal dari guru yang berkualitas pula, tidak peduli bagaimana kondisi bangunan sekolahnya dan tingkatan IQ setiap anak. Mereka memiliki potensi yang sama dan besar. Fakta telah dibuktikan oleh Bu Muslimah yang bisa mendidik ikal sampai bersekolah di Perancis. Ikal tidak pernah melakukan test masuk dan juga tidak pernah dilihat tingkatan IQ-nya untuk diajar oleh Bu Muslimah. Pemerintah mungkin adalah penggerak utama pada sistem ini, namun untuk saat ini mungkin kita hanya bisa bergerak sendiri karena jika tidak direlisasikan akan mati oleh birokrasi. 
      Ayo, semua para manusia rahmatan lil alamin, jadikan diri kita berkualitas dalam akal dan takwa untuk menjadi seorang guru. Guru bagi diri kita sendiri, bagi keluarga, dan bagi masyarakat.Semoga.
 
;