Pagi hari menjelang siang, dengan hati dipenuhi dengan banyak kegundahan, aku beranjak untuk menuliskan sebuah pemikiran yang mungkin dapat bermanfaat. Sebuah pemikiran yang sederhana namun mungkin pantas untuk dipikirkan. Sebuah wacana terhadap dedikasi hidup terhadap pendidikan. Guru adalah tata bahasa yang mengartikan "digugu" dan "ditiru". Artinya siapa saja dapat menjadi seorang guru, asal dia dapat memberikan makna terhadap nilai-nilai hidup kepada seseorang, sehingga dapat dipahami untuk menuntun kehidupan. Walaupun aku belum menjadi seorang guru, setidaknya aku boleh menanggapi keadaan sistem pendidikan saat ini.

Saya berfikir bahwa setiap anak di dunia ini memiliki hak yang sama, yaitu mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berasal dari guru yang berkualitas pula, tidak peduli bagaimana kondisi bangunan sekolahnya dan tingkatan IQ setiap anak. Mereka memiliki potensi yang sama dan besar. Fakta telah dibuktikan oleh Bu Muslimah yang bisa mendidik ikal sampai bersekolah di Perancis. Ikal tidak pernah melakukan test masuk dan juga tidak pernah dilihat tingkatan IQ-nya untuk diajar oleh Bu Muslimah. Pemerintah mungkin adalah penggerak utama pada sistem ini, namun untuk saat ini mungkin kita hanya bisa bergerak sendiri karena jika tidak direlisasikan akan mati oleh birokrasi.
Ayo, semua para manusia rahmatan lil alamin, jadikan diri kita berkualitas dalam akal dan takwa untuk menjadi seorang guru. Guru bagi diri kita sendiri, bagi keluarga, dan bagi masyarakat.Semoga.